NAMA : ROMI ANDRIAN
NIM : 09C10432053
BAB I
NIM : 09C10432053
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2012
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai potensi
sumberdaya alam yang melimpah dan belum terkelola dengan baik. Salah satu yang
dapat dilakukan untuk memanfaatkan sumberdaya alam tersebut adalah dengan usaha
budidaya (aquakultur). Usaha budidaya akhir-akhir ini menjadi sesuatu yang
banyak diminati oleh masyarakat, karena memiliki potensi yang cukup besar.
Untuk mewujudkan adanya usaha budidaya dengan produksi yang tinggi tentunya
tergantung pada beberapa faktor, diantaranya faktor makanan
Di dalam
budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan
gizi ikan yang dibudidayakan,
seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam lemak esensial), energi
(karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan tergantung pada tingkatan
dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi, perihal gizi pada pakan
bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya interaksi yang terjadi
antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan di dalam pencernaan
ikan.
|
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari kegiatan praktikum Nutrisi Ikan adalah untuk mengetahui kandungan
gizi pakan yang akan diberikan pada ikan budidaya dan bagaimana cara pembuatan
pakan tambahannya. Kegunaannya adalah dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi mahasiswa tentang cara pembuatan pakan tambahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Pakan
Menurut Mudjiman (2001), Makanan buatan merupakan makanan yang dibuat dengan
bentuk khusus sesuai keinginan dan diramu dari berbagai macam bahan. Lebih
lanjut ditambahkan bahwa ada beberapa keuntungan dari pemberian pakan buatan
yakni Pembudidaya dapat meningkatkan produksi melalui padat penebaran tinggi
dengan waktu pemeliharaan yang pendek, pembudidaya dapat memanfaatkan limbah
industri pertanian yang tidak terpakai untuk dijadikan pakan.
Untuk menunjang kelangsungan hidupnya dan juga untuk mempercepat
pertumbuhannya, ikan membutuhkan nutrisi yakni zat-zat gizi yang terdapat dalam
pakan yang diberikan. Setiap jenis ikan memiliki kebutuhan nutrisi baik
jumlah maupun komposisi yang berbeda-beda menurut spesies, ukuran, jenis
kelamin, kondisi tubuh dan kondisi lingkungan. Zat-zat gizi tersebut
dapat digolongkan menjadi dua kelompok yakni zat gizi yang menghasilkan energi
dan zat gizi yang tidak mengasikan energi (Afrianto, 2005).
Kecepatan pertumbuhan ikan tergantung pada beberapa faktor dintaranya yakni
jumlah makanan yang diberikan, ruang, suhu, dalamnya air dan faktor-faktor
lainnya. Makanan yang dimanfaatkan ikan sebagian besar digunakan oleh
ikan untk memelihara tubuh dan menggantikan sel yang rusak. Setelah itu
baru digunakan untuk pertumbuhan ikan. Suatu makanan ikan, minimal
mengandung protein, karbohidrat dan lemak. Pemberian makanan tambahan dapat
meningkatkan produksi ikan yang dipelihara sampai tiga kali lipat disbanding
dengan ikan yang hnaya memanfaatkan makanan alami (Asmawi, 1983).
|
2.2 Bahan Baku Hewani
2.2.1 Tepung Jeroan Ikan)
Tepung jeroan ikan yang sudah memenuhi syarat dapat disimpan
untuk persediaan selama dibutuhkan. Kadar air dalam tepung jeroan ikan sangat
menentukan lama tidaknya tepung jeroan ikan tersebut dapat disimpan. Kelembaban
gudang penyimpanan dan ventilasi gudang mempengaruhi lama dan kualitas bahan
(Suriatna,1990).
Menurut Djangkaru (1974), tepung jeroan ikan merupakan bahan
makanan pokok ikan yang digunakan sebagai sumber protein hewan dan mineral,
terutama kalsium dan fosfor. Bahan makanan tersebut mengandung protein yang
memiliki kualitas jauh lebih baik karena mengandung asam amino yang diperlukan
untuk ikan, terutama methionin dan lisin.
Tepung jeroan ikan yang baik berasal dari jenis ikan yang
kadar lemaknya rendah. Bau khusus suatu jenis ikan kadang juga mempengaruhi
daya tariknya, sehingga lebih merangsang. Untuk meningkatkan bau yang
merangsang, ikannya dapat kita fermentasikan lebih dahulu menjadi bekasem.
Ikan-ikan rucah (tidak bernilai ekonomis tinggi) dan sisa-sisa hasil pengolahan
biasanya merupakan bahan baku yang penting untuk pembuatan tepung jeroan ikan.
Secara umum tepung jeroan ikan mengandung protein sebanyak 22,65% (Mudjiman,
2001).
2.3 Bahan Baku Nabati
2.3.1 Tepung Kedele
Tepung kedele merupakan bahan yang penting untuk menyusun
ramuan makanan ikan, karena nilai biologisnya cukup tinggi. Hal ini disebabkan
karena kedele mengandung asam amino yang paling esensial diantara asam-asam
amino lainnya. Oleh karena itu, dalam menyusun ramuan makanan ikan sebaiknya
jangan melupakan tepung kedele. Jumlahnya sebaiknya tidak kurang dari 10
persen. Makanan yang dicampur tepung kedele aromanya juga menjadi lebih sedap
(Mudjiman, 2001).
2.3.2 Dedak Halus
Makanan tambahan, umumnya berbentuk tepung yang agak
kasar. Dedak halus (bekatul) cocok untuk makanan tambahan. Dedak,
selain dapat diberikan secara langsung, juga digunakan sebagai bahan campuran
membuat pakan bagi ikan. Kandungan gizi dedak halus (bekatul) yang
terbanyak adalah karbohidrat yaitu 28,26% (Kasno, 1990).
Dedak halus (bekatul) menurut
Djarijah (1998), sebaiknya dipilih yang masih segar dan tidak tercampur dengan
potongan sekam. Bekatul harus kering dan tidak kasar. Bila bekatul digenggam,
akan terasa lembut (halus) dan gumpalannya mudah pecah. Kondisi seperti ini
berarti bekatul cukup baik untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan
ikan. Tingkat kesegaran bekatul diketahui dengan mencium baunya. Bekatul segar
berbau beras dan tidak berbau apek atau amoniak yang menyengat.
2.3.3 Tepung Terigu
Menurut Mudjiman (2004), bahwa tepung terigu berasal dari
hasil olahan biji gandum. Disamping kegunaannya sebagai sumber energi dalam
pakan ikan, tepung terigu juga berguna sebagai bahan perekat sehingga pakan
yang dihasilkan mempunyai tekstur yang baik dan tahan lama di dalam air.
Tepung terigu merupakan bahan baku yang umum digunakan dalam
proses pembuatan pakan ikan. Selain mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi,
juga berfungsi sebagai perekat. Tepung terigu mempunyai kandungan protein 8,9
%, lemak 1,3 %, karbohidrat 77,3 % dan air 12 % (Djajasewaka, 1985).
2.4 Bahan Tambahan (vitamin)
Afrianto (2005), Vitamin merupakan senyawa organik yang penting bagi
pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ikan serta sebagai pemacu metabolisme
dalam tubuh ikan. secara umum vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Golongan
vitamin yang larut dalam lemak yakni vitamin A, D, E, dan K sedangkan vitamin
yang larut dalam air yakni vitamin B dan C. Penggunaan
vitamin dalam pakan buatan menggunakan premix (vitamin
mix). Premix atau vitamin mix di formulasi untuk mengganti vitamin yang
tidak tersedia secara lengkap atau hilang selama proses pembuatam pakan.
2.5 Garam
Garam merupakan jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 %
atas dasar bahan kering (drybasis), kandungan impurities (sulfat,
magnesium dan kalsium) sebesar 2%,dan kotoran lainnya (lumpur, pasir)
sebesar 1% serta kadar air maksimal sebesar 7%. Kelompok kebutuhan garam antara
lain untuk konsumsi rumah tangga, industrimakanan, industri minyak goreng,
industri pengasinan dan pengawaten ikan dan bisa juga untuk penyedap rasa
bagi ikan di dalam pakan.
2.6 Alat Pembuat Pakan
Mesin pencetak pellet ada dua macam; pencetak pellet basah
dan mesin pencetak pellet kering. Biasanya mesin pencetak basah tidak bisa
untuk mencetak pellet kering akan tetapi mesin pencetak pellet kering bisa
mencetak pellet basah.
Desain
pencetak pellet basah umumnya lebih murah dan mesin ini banyak di buat dalam
negeri oleh bengkel-benkel industri kecil tapi, ada juga diantara mereka yang
memproduksi mesin pencetak pellet kering dan harganya dua sampai tiga kali
lipat, karena pembuatanya lebih mahal
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Praktikum mata kuliah Nutrisi Ikan dilaksanakan pada hari Sabtu
11 Januari 2014 dimulai pada pukul 10.00
WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Laboraturium Perikanan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum Nutrisi Ikan adalah sebagai berikut:
1.
Loyang plastik,
2.
Ceret Air
3. Nampan
4.
Timbangan, dan Kakulator
5.
Mesin Pencetak pakan.
Bahan
yang digunakan adalah:
1.
Tepung jeroan
ikan
2.
Tepung Kedele
3.
Tepung Terigu
4.
Tepung Kanji
5.
Dedak
Halus
6.
Vitamin
7. Garam
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum Nutrisi Ikan adalah sebagai
berikut :
1.
Menghitung komposisi bahan pakan
yang akan digunakan.
2.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
|
4.
Mencampur semua bahan dan
mengaduknya hingga rata, kemudian menambahkan air sedikit demi sedikit hingga
bahan tersebut menjadi seperti adonan kue.
5.
Masukan adonan didalam mesin
penggiling
6. Dan menjemurnya dibawah sinar mata hari agar kering
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Bahan :
T. jeroan 50%
T. kedele 40%
T. Terigu 9%
Dedak 12%
Bahan Tambahan:
Ø Vitamin 2% =
2 gram
Ø Garam 3% =
3 gram
Ø T.
Kanji 10% = 10 gram 15% - 100% =85%
1. Protein
Suplemen : 50% - 40% = 45%
|
34
2. Protein
Basal : 9% + 12% = 11% 2
Kebutuhan Bahan :
1. Tepung
Jeroan Ikan = 19 x 85% =
47,5%
34
= 47,5% x 1. Kg = 23,75 Kg
Tepung
Kedele = S.d.a = 23,75 Kg
2. Tepung
Terigu = 15 x 85% = 37,5%
3 34
=
37,5% x 1. Kg = 18,75 Kg
Dedak = S.d.a = 18,75 Kg
4.2 Pembahasan
Formula pakan ikan didasarkan pada kandungan protein, lemak
dan serat. Formula ikan dapat dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan kebutun
ikan, pakan ikan untuk anak ikan atau benih akan membutuhkan 50% protein,
8% lemak,. Sedangkan untuk ikan dewasa membutuhkan protein antara 25-30%
protein, lemak 7%. Hal penting yang harus di perhatikan dalam membuat
formula pakan ikan adalah ketersediaan bahan-bahan untuk membuat pellet
ikan tersebut harus ada secara terus menerus. Jangan menggunakan bahan
yang ketersediannya terbatas atau musiman. Formula ikan yang berubah-ubah akan
dapat menurunkan selera makan ikan dalam waktu sementara yang akan berakibat
pada pertumbuhan ikan yang lambat
Pemberian nutrisi bagi organisme budidaya dimaksudkan agar
makanan yang diberikan pada organisme peliharaan tersebut dapat tumbuh dengan
optimal dan dapat memberikan hasil yang baik dan memuaskan. Pemberian makanan
tersebut harus diperhatikan dengan makanan yang memenuhi syarat gizi yaitu
protein, vitamin dan mineral. Akan tetapi karena faktor keterbatasan
dalam praktek ini kami hanya melakukan penambahan vitamin sebanyak 2% atau
sekitar 20 gr dari dari total bahan yang digunakan yaitu 1 kg. Pemberian
nutrisi pada organisme budidaya melalui makanan, harus diberikan sesuai dengan umur
dan ukuran ikan serta jenis ikan.
Ketersediaan pakan dan nutrisi sangat berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Jumlah nutrisi yang
dibutuhkan oleh ikan setiap harinya berhubungan erat dengan ukuran berat dan
umurnya. Faktor lain yang menentukan tambahan nutrisi harian adalah perbedaan
lingkungan, terutama suhu air. Perubahan suhu air akan berpengaruh secara
langsung terhadap nafsu makan ikan.
Ikan, pada umumnya seperti mahluk bertulang belakang lainnya
yang juga memerlukan berbagai jenis gizi untuk memenuhi kebutuhan energi yang
diperlukan untuk dapat hidup dan berkembang. Berbagai kandungan gizi pada pakan
ikan memiliki fungsi tersendiri, yaitu untuk menjaga ikan agar tetap hidup dan
tumbuh. Protein, Lipid, dan Karbohidrat sangat diperlukan untuk menyediakan
energi. Disamping itu protein pada khususnya diperlukan untuk pertumbuhan. Oleh
karena itu, komposisi pakan ikan memegang peranan yang sangat penting. Sebagai
contoh, protein yang diberikan pada ikan harus dapat menyediakan semua asam
amino esensial yang diperlukan, lipid juga harus mengandung jenis asam lemak
yang tepat. Berbagai jenis hara lainnya juga diperlukan tetapi jumlah
keperluannya sangat sedikit.
Dalam hal pembuatan makanan ikan, pertama-tama kita perlu
memperhatikan tentang pemilihan bahannya. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi
beberapa syarat, yaitu mempunyai nilai gizi yang tinggi, mudah diperoleh, mudah
diolah, tidak mengandung racun, harganya relatif murah dan yang terpenting
bukan merupakan makanan pokok manusia sehingga nantinya tidak menimbulkan
saingan.
Untuk mengetahui nilai gizinya, seharusnya kita harus
melakukan pemeriksaan kimia di laboratorium. Akan tetapi dalam praktek ini hal
tersebut tidak dilakukan, melainkan hanya berdasarkan daftar komposisi yang
sudah merupakan hasil penelitian para ahli.
Seluruh komponen bahan pakan ikan sebaiknya dibuat dari
bahan baku yang masih baru. Untuk dedak halus (bekatul) dipilih yang masih
segar dan tidak tercampur dengan potongan sekam. Tepung jeroan ikan sebaiknya
dipilih yang berkualitas baik. Sedangkan untuk tepung kedele yang baik adalah
yang berwarna putih atau kuning sesuai dengan warna butiran jagung.
Pekerjaan meramu bahan pakan ikan adalah menyusun jumlah
setiap komponen dan menimbang beratnya dengan menggunakan metode kuadrat
sehingga didapatkan hasil yang benar. Atas dasar kandungan proteinnya, bahan
pakan ikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu bahan protein basal berasal dari
bahan nabati yang kandungan proteinnya di bawah 20 %. Yaitu : dedak halus
sebanyak 12% dan tepung terigu sebanyak 9%. Sedangkan bahan protein suplemental
berasal dari bahan hewani dan nabati yang kandungan proteinnya di atas 20 %,
yaitu : tepung jeroan ikan sebanyak 50%, dan tepung kedele sebanyak 40%.
Pembuatan pakan ikan menurut Djarijah (1998), tidak mutlak
harus disesuaikan dengan hasil perhitungan formulasi tersebut, tetapi
komponen-komponen penyusunannya tidak boleh menyimpang.
Setelah jumlah setiap bahan ditentukan, dalam praktek
dilakukan penimbangan bahan-bahan tersebut dengan menggunakan timbangan kue
karena jumlah bahan yang digunakan hanya sedikit. Apabila ingin membuat jumlah
pakan yang banyak sebaiknya digunakan timbangan yang mempunyai kapasitas besar.
Pengadukan dalam jumlah kecil cukup menggunakan tangan atau centongan nasi
sampai bahan-bahan tersebut dapat tercampur homogen (merata) dan ditambahkan
air panas sedikit demi sedikit sampai adonan berbentuk pasta dan lebih
memudahkan pada saat penggilingan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan
pellet dapat berasal dari bahan hewani (tepung jeroan ikan) dan nabati (tepung
kedele, tepung terigu, dedak halus.) adapun untuk bahan tambahan seperti tepung kanji digunakan
untuk bahan perekat supaya pakannya tidak mudah hancur, begitu juga dengan
vitamin digunakan untuk daya tahan tubuh ikan dan garam berguna untuk penyedap rasa.
2.
Jumlah vitamin yang digunakan dalam
pembuatan pellet yaitu 2%, atau sekitar 20 gr dari total bahan yang digunakan.
3.
Tepung kanji dan dedak halus
termasuk dalam protein basal, karena jumlah masing-masing bahan yang digunakan
dibawah 20% sedangkan tepung jeroan ikan, dan tepung kedele termasuk dalam
protein supplement, karena jumlah masing-masing bahan yang digunakan
diatas 20%.
5.2
Saran
Sebaiknya dalam pembuatan adonan pellet, penambahan
air harus dilakukan sedikit demi sedikit untuk menghindari terjadinya
pengenceran adonan. Sehingga pada saat pencetakan pakan tidak mengalami
masalah. Dan diharapkan kedepan bila ada mahasiswa yang ingin praktikum
mengenai mata kuliah nutrisi ikan ini sebaiknya alat atau mesin pengiling yg
untuk pakan kering harus ada, minimal nantiknya mahasiswa mengerti tentang
bagaimana cara penanganan mengenai pakan ikan.
|
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. 2005. Pakan Ikan.
Kanisius. Yogyakarta.
Asmawi,
S. 1983. Pemeliharaan Ikan
dalam Keramba. PT Gramedia. Jakarta.
Djajasewaka
H., 1985. Teknologi Pakan Ikan.
Yasa Guna : Jakarta.
Djangkaru
Z., 1974. Makanan Ikan.
Kanisius : Yogyakarta.
Djarijah
S., 1998. Membuat Pellet Pakan Ikan.
Kanisius : Yogyakarta.
Kasno,
S., 1990. Memelihara Ikan Bersama
Udang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mudjiman,
A., 2000. Makanan Ikan. Penebar
Swadaya, Jakarta.
________,
A., 2004. Makanan Ikan.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sumeru.
U.S., 1992. Pakan Udang Windu.
Kanisius, Yokyakarta.
Suriatna.,
1990. Makanan Ikan. ITB :
Bandung.
Diakses pada 11 Desember 2011, Pukul 20.10 WITA.
http://ikannila.com/index.htm. di akses pada tanggal 13 Desember
2011 pukul 18.50 WITA.
http://www.geocities.com/wpurwakusuma/usaha_budidaya.html. di akses pada
tanggal 14 Desember 2011 pukul 15.30 WITA.
|